Tuesday, December 2, 2008

Resesi Dunia Sudah Menjadi Kenyataan.

Kemarin saya menerima tamu dari Iran, hal pertama yang mereka tanyakan adalah "Is your business affected by this global monetary crisis? Saya jawab, Yes, It is. But At the moment we still have some orders but most customers are pending their orders until further notice. Mereka juga menyatakan kalau angka kemiskinan di Iran sudah semakin besar hanya 10% sd 20% orang Iran yang makmur, yang lainnya sekitar 80% hidup pas pasan bahkan miskin. Gaji tertinggi seorang Insinyur yang bekerja pada Pemerintah ( red: PNS ) sekitar USD Dollar 500/bulan. Sedangangkan untuk sewa apartement saja butuh USD Dollar 1000 per bulan. Gaji kecil tapi kebutuhan hidup tetap mahal.
Hal lain juga di alami Australia, rekan bisnis saya di Australia sudah menutup toko toko nya karena merugi. Canada juga demikian, meskipun tidak separah negara lain tetapi dampak krisis global sudah mulai terasa, salah satunya PHK walaupun angkanya belum besar tetapi sudah ada beberapa company yang mulai mem PHK karyawannya. Untuk customer saya yang di Greece, juga mengalami penurunan penjualan. Tetapi tidak separah Australia.
China dan Taiwan sudah dipastikan paling merasakan dampak krisis global mereka. Negara industri ini sangat tergantung pada export, shg ketika manufacturer pada sepi order maka tinggal kita hitung "count down" saja. Satu persatu akan rontok krn pabrik mereka mengandalkan "mass product" yaitu produksi massal shg bisa menjual murah. Jepang apalagi, fluktuasi currency JPY yen dengan USD saja sdh cukup merepotkan para exporter. Melemahnya USD Dollar di negaranya memperkecil profit margin. Yang sebelum krisis nilai tukar diatas 11o per dollar. Sekarang dikisaran 93 an. Apa yang terjadi ketika tanda tangan kontrak order, harga product mereka dihitung berdasarkan rate tukar USD / JPY sebesar 95 Yen per dollar. Mereka skr sudah rugi 3 dollar. Kalau nilai transaksi jual beli product senilai 100.000 USD. Berarti dulu mereka berasumsi nilai kontrak jual beli senilai 95 x 100.000 = 9.500.000 Yen. Setelah krisis tinggal 9.300.000 atau hilang 200.000 yen hanya karena kurs yang fluktuatif / foreign exchange.
Review yang saya tulis diatas adalah berdasarkan laporan atau informasi yang saya dapat dari customer-customer luar negeri. Ketika kita kembang kempis seperti ini, apa pemerintah mau peduli?????? Apa mereka ngotot tetap ngotak atik pajak???? Kalau kita mau gulung tikar apa orang pajak itu mau memberi bantuan liquiditas?? Ketika susah tidak dibantu, ketika mau bangkit dibebani? Apa mau disebut the smiling bomber? Yang meledak bukan bom mobil tapi hutang hutang kita yang semakin meledak hehehheheehhehe

No comments:

Facebookers

TopOfBlogs