Tuesday, February 2, 2010

Keanehan Mata Uang Yang Kita Pakai

Pernahkan anda melihat meteran tukang jahit yang sudah lama dan rusak? Atau meteran tukang kayu yang rusak? Ya...biasanya angka nolnya patah, atau pada ujungnya patah sehingga meteran tidak dimulai dari angka nol. Sehingga meteran dipotong di angka satu dan dianggap sebagai nol. Jadi kalau dia ingin memotong kain atau kayu sepanjang 100cm, maka dia coret pada angka 101cm. Karena nolnya hilang.
Begitu seterusnya, apabila angka satunya kembali patah, maka angka 1 dipotong dan angka 2 dianggap sebagai angka nol. Jadi kalau dia mau mengukur kain sepanjang 100 cm maka dia coret di angka 102 cm. Walaupun angkanya 102, tetep juga sama nilainya yaitu 100 cm.
Inilah logika yang akan kita pakai untuk menggambarkan kondisi mata uang yang dipakai manusia di seluruh dunia. Mari kita ambil sejarah uang Republik Indonesia.
Awal mula penerbitan uang kertas kita, dimulai dari pecahan kecil-kecil. Mulai dari 1 Rupiah sampai dengan 5 ribu rupiah. Jadi yang masih berlaku pada waktu itu dimulai dari 1 rupiah sampai 5 ribu rupiah. Selanjutnya mari kita amati apa yang terjadi:

  • Tahun 1950-1960an range uang yang beredar adalah Rp.1,- Rp.2,5,- s/d Rp.5000
  • Beberapa tahun kemudian(1970an). Rp.1,- tidak laku lagi karena inflasi. Lama kelamaan hilang jadi range nya menjadi Rp.5,- s/d Rp.5000 . Otomatis nilai Rp.5000 saat itu tidak sama ketika masih ada uang Rp.1,- . Krn inflasi, harga ikutan naik dan menyebabkan hilangya Rp.1,-. Maka kalau dikurs adalah Rp.5000 tahun 1960an bernilai Rp.5004 pd th.1970.
  • Tahun 1986 - 1990an, pecahan Rp.5 rupiah mulai tidak laku krn inflasi. Sehingga range menjadi Rp.50 s/d Rp.20.000
  • Begitu seterusnya hingga saat ini pecahan terkecil yg masih laku adalah Rp.500 s/d Rp. 100.000 . Pecahan Rp.100 sudah mulai berserakan dijalan, bahkan pengemis pun enggan memungutnya.

Secara matematis, ketika start di 0 (nol ) maka finish/ending cukup di level Rp.5000. Semakin besar start nya semakin besar pula ending nya. Perhatikan sekarang pemeringah mencetak pecahan besar sbg pengganti Rp.500 yg pasti akan hilang dan hangus. Dicetaklah pecahan Rp.2000. Ketika titik start di level Rp.2000 rupiah boleh jadi akan ada uang kertas nominal Rp.200.000 satu lembar. Begitu seterusnya sampai tibalah "devaluasi"

Kalau anda berniat menabung utk jangka puluhan tahun kedepan, masih tertarikkah menyimpan mata uang keluaran bank central? Ada satu mata uang yang tidak akan pernah termakan inflasi yaitu EMAS. Kunjungi www.ayo-investasi.com utk detailnya.

Facebookers

TopOfBlogs