Wednesday, November 26, 2008

Rupiah Terus Melemah, Permintaan Dollar Tinggi

Tertekan Tingginya Permintaan karena Kebutuhan Dollar menyebabkan Rupiah Melemah Kamis Pagi tanggal 27 November 2008.
Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi melemah dan diperdagangkan di atas angka Rp12.000 per dollar AS karena pelaku pasar masih membeli dollar AS untuk memenuhi kebutuhannya menjelang penutupan akhir tahun. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS turun menjadi Rp12.150/12.250 dibanding hari sebelumnya Rp12.000/12.150 atau melemah 150 poin.
Analis Valuta Asing PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Kamis, mengatakan nilai tukar rupiah saat ini tengah mencari titik equilibrium baru. "Dengan kurs saat ini yang di atas Rp12.000 per dollar AS, pasar uang domestik cenderung melesu," katanya. Menurut dia, mata uang di seluruh dunia mengalami depresiasi terhadap dollar AS, sehingga seluruh dunia sebenarnya sedang mencari equilibrium. "Kondisi saat ini menunjukkan seakan-akan dollar AS menguat, meski perekonomian AS tidak mencerminkan kondisi menggembirakan," katanya. Rully menyebutkan, dollar AS saat ini sebenarnya juga tengah mencari equilibrium baru, perekonomian AS sedang menuju ke bentuk yang baru tetapi belum diketahui seperti apa bentuk barunya. Menurut dia dalam kondisi perekonomian yang sampai saat ini masih diwarnai keringnya likuiditas, pemerintah tetap berupaya agar likuiditas di pasar melonggar. "Likuiditas itu untuk menggerakkan perekonomian," ujarnya. Lebih lanjut dia mengatakan, rupiah diperkirakan tidak akan bisa kembali di bawah angka Rp10.000 per dollar AS. Mungkin sudah tidak jamannya lagi, katanya. Apalagi, Bank Indonesia (BI) berharap perbankan menurunkan suku bunganya untuk menekan suku bunga kredit yang cenderung meningkat. Karena itu posisi rupiah di atas Rp12.000 per dollar AS dinilai masih wajar karena semua mata uang Asia juga cenderung merosot, katanya.
Bagi para exporter sebetulnya bisa menambah keuntungan dari melemahnya rupiah terhadap dollar, tetapi sayangnya krisis moneter yang terjadi sekarang berbeda dari tahun sebelumnya. Karena krisis yang sekarang lebih mengglobal sehingga jumlah order dari para importer luar negeri juga ikut turun bahkan ada beberapa yang nol order. Akhirnya hanya bisa menonton tingginya dollar..tetapi pasti ada opportunity dan threat..ada peluang dan juga ancaman..tergantung di pihak mana kita berada...

No comments:

Facebookers

TopOfBlogs