Tuesday, August 3, 2010

Redenominasi Rupiah Suatu Kepastian

Redenominasi Rupiah adalah suatu tindakan yang pasti akan terjadi. Kalau tidak tahun dekat maka tahun-tahun mendatang. Redenominasi merupakan pemotongan nominal uang tanpa mengurangi nilai tukarnya. Kok pasti terjadi? Bagaimana ceritanya? Gampang saja, kan di postingan saya sebelumnya yang berjudul "Keanehan Mata Uang Yang Kita Pakai" sudah saya jelaskan bahwa inflasi menyebabkan pecahan terkecil menjadi tidak berguna. Dalam bhs awam, duit cepek bisa dibelikan apa? Nah hal itu merambat terus sampai ke pecahan 500 rupiah. Kalau inflasi yg menyebabkan harga-harga barang naik terus, lama lama uang logam 500 rupiah bernasib sama kaya uang cepek tadi. Otomatis jadinya seperti meteran penjahit. Coba amati meteran penjahit kan dimulai dari angka 0 sampai 200. Kalau meteran sdh lama dan rusak. Angka nolnya putus. Maka penjahit akan menganggap angka 1 sebagai nol dan angka 101 sebagai 100. Begitu seterusnya, nah kalau tiba angka 99 yg dipotong/patah, maka angka 100 dianggap angka 0 dan angka 200 dianggap angka 100 agar ukurannya menjadi sama dengan 1 meter. Itulah kenapa pecahan uang kertas kalau yg pecahan kecil tidak berlaku, pasti akan dicetak pecahan yang lebih besar misal pecahan 100 ribuan dan boleh jadi akan ada pecahan 200 ribuan. Di Zimbabwe ada pecahan bernilai 1 milyar dan pecahan bernilai 1 trilyun. Ini Fakta.
Lagi-lagi saya kok lebih suka pakai bahasa abang becak atau bahasa orang awam, karena bahasa mereka sangat sederhana dan lugas. Redenominasi dalam definisi abang becak adalah penghilangan beberapa angka nol didalam mata uang. Misal uang kertas 1000 rupiah dihilangkan nolnya tiga jadi menjadi bernilai Rp.1 rupiah saja. Dan uang kertas 100.000 menjadi Rp.100 rupiah saja. Begitu seterusnya jadi dalam penulisan akanmenghemat tempat di Kalkulator, di kolom formulir, blangko dan menghemat tinta printer serta tenaga utk berpikir hitung-hitungan. Apalagi kalau IQ pas pasan, wah kebanyakan nol bisa bisa stress krn kebanyakan uang.
Terus bagaimana dengan pecahan 100 rupiah. Ah gampang saja...kita kurangi nolnya tiga ya menjadi 0,1 Rupiah. Alias menjadi 1 sen. Jadi tiap 10 sen sama dengan 1 rupiah.
Kalau redenominasi diterapkan terus bagaimana dengan harga barang? Harga barang ya disesuaikan dengan nilai uang tadi. Kan nilai uang sama hanya berbeda nominalnya saja. Jadi kalau harga nasi bungkus sebelum redenominasi adalah Rp.5000 maka setelah redenominasi menjadi Rp.5 saja. Mudah kan?
Lha kalau harga nasi bungkusnya Rp5.500 menjadi berapa ? Ya 5 rupiah 5 sen. Yang menjadi masalah sebetulnya ketika masa sosialisasi otomatis ada dua pecahan yg berlaku. Yaitu pecahan lama dan pecahan baru. Jadi pecahan yang lama spt Rp.1000 , Rp.10.000 , Rp.100.000 tetap masih berlaku sementara pecahan baru juga sudah beredar spt Rp. 1 , Rp. 10 dan Rp.100 . Jadi kalau seseorang memegang bersama-sama pecahan lama dan baru mungkin akan sedikit berpikir dulu. Bayangkan kalau didompetnya ada uang kertas campur aduk ya Rp.100.000, Rp.1 , Rp.100 , Rp.1, Rp.10 dan Rp 5000 tentu perlu sedikit pembiasaan.
Kendala terjadi pada anak-anak SD dan TK. hahahahahaha....hitung hitungan mereka belum sampai kesana. Paling 1 + 1 = 2. Kalau mereka dikasih Papanya uang saku Rp1000 + Rp.1 mereka pasti bengong...jadinya uangnya berapa nih Papa?
Papanya menjawab: "Coba tanyakan ke Guru Bhs. Indonesia saja, karena beliau pasti bisa menjawab karena ini soal cerita, jangan tanyakan ke Guru Matematika karena beliau kalau ditanya angka menjawab dengan angka pula. Nanti hasilnya hasilnya jadi 1001 donk..kan jadi salah.
Anaknya menjawab: " oh gitu ya Pah!" Kalau gitu yang kerja di Bank dulu Guru Bahasa Indonesia semua ya Pah? Kan mereka pandai menghitung uang?
Papanya menjawab: " wah nak gara gara uang kok papa jadi harus sekelas dengan kamu lagi . wkwkwkwk."
Anaknya menjawab: "Kalau gitu kalau besar aku jadi Guru Bhs Indonesia saja ah..biar bisa kerja di Bank"
Papanya menjawab: "Hahahaha...ntar aja kalau kamu sudah SMP papa jelaskan"

Tapi tenanglah..krn redenominasi hanya masalah teknis penyederhanaan nominal saja bukan nilai uang itu. Dan setelah redenominasi akankah disusul oleh redenominasi lainnya? Ya pasti karena inflasi menyebabkan pecahan kecil menjadi tidak berguna lagi. Misal secara bertahap karena inflasi dan kenaikan harga, harga permen yang tadinya cuma 5 Sen berubah menjadi Rp.1. Begitu seterusnya maka orang tidak mau lagi pegang 5 sen krn tidak bisa dibelikan apa-apa. Sama spt uang koin Rp.100 saat ini. Dengan uang cepek anda bisa beli apa???? Paling jatuhpun anda males mengambilnya.
Mungkin saya agak GR jangan-jangan pemerintah membaca ramalan tentang harga emas di posting sebelumnya yang meramalkan harga emas per gram akan berada di level 1000.000 pergram dan itu pasti. hehehe..I hope so..wkwkwkwk

Facebookers

TopOfBlogs